Aku lari ke hutan, kemudian menyanyiku
Aku lari ke pantai, kemudian teriakku
Sepi... Sepi dan sendiri aku benci.
Aku ingin bingar. Aku mau di pasar.
Bosan aku dengan penat,
dan enyah saja kau, pekat!
Seperti berjelaga jika aku sendiri
Pecahkan saja gelasnya biar ramai
Biar mengaduh sampai gaduh
Ahh.. ada malaikat menyulam jaring laba-laba belang
di tembok keraton putih
Kenapa tak goyangkan saja loncengnya?
Biar terderah,
atau... aku harus lari ke hutan belok ke pantai?
Karya Aku
Ini titik ia bermula
Waktu degup jantug ku deras untuknya
Tak terluah perasaan ketika itu
Yang membawa aku berkata-kata denganya hinga lewat pagi
Tika dia sering ucap mahu mencubit kerana geram padaku
Dan menceritakan tentang dirinya segala
Tanpa aku harus bertanya
Walau kini terlenanya makin kerap
Walau ku rasa aneh kerana dia bicara tentang malam-malam sukar
Semua kini berubah
Bila aku datang bersih suci
Ternyata palsu ku lebih menguja dirinya
Dari aku yang sebenar
Dan ini karya aku
Yang ku tulis bukan di atas palsu
Jujur tulus dari hati
Untuk dirinya
Yang pernah membuat jantungku berdegup deras
Perut tergeletek kupu-kupu
Yang telah membuat si pemalu ini luahkan isi hati
Tapi hanya untuk terpantul di dinding sepi
Inilah karya aku
Untuk kamu