Tuesday, December 31, 2013

Jemur

Terik mentari tengahhari
Belum mampu memaksa ku mengangkat kaki
Keringant menitis dari dahi ke kaki
Ku rela berjemur menanti
Agar  semua jelas dan pasti
Tiada yang dusta lagi
Menanti pencerahan diterik menteri
Terbakar tak ku peduli
Asalkan semua persoalan terjawab nanti
Walau ia perlu seribu detik lagi
Jiwa ku keras laksana keluli
Cuma yang ku takutkan hanya hati
Jemur ini boleh sebabkan dia mati

Goodbye

Havoc

Aku lagu suka versi ini.............................








Cinta Yag Tertunggu

Sunggup ku perlu beribu tahun
Untuk setia tidak terbangun
Bagi mencinta tanpa mohon
Walau deras batu hujan turun
Melukai tubuh tak terampun
Segalanay untuk cinta yang tersantun

Wahai cinta
Kan ku tunggu mu selamanya
Walau waras terpencil lama
Dalam nadi yang terhenti kerja
Ku tahu kau selalu ada
Mengintai aku dari kelarutan senja
Dalam basah hujan hiba
Takkan ku patah semangat waja
Dalam godaan halus menduga

Cinta yang tertunggu
Dalam dakapan pilu
Kan ku setia dalam temu
Agar bahagia sekalian padu
Aku yakin....itu sudah tentu
Aku percaya...itu telah perlu

Immortal Love Song



Tak pernah ku sangka
Aku bisa merasakan cinta sejati
Dan tak pernah benar-benar mencintai
Manusia di bumi ini

Hingga apapun akan ku beri
Untuk kamu, kamu, kamu
Dan tak pernah aku meminta
Balasan semua, semua, semua
Courtesy of liriklagu.asia
Tuhan pun tahu jikalau aku
Mencintai dirimu tak musnah oleh waktu
Hingga maut datang menjemputku
Ku tetap menunggu kamu di lain waktu

Hingga apapun akan ku beri
Untuk kamu, kamu, kamu
Dan tak pernah aku meminta
Balasan semua, semua, semua

Tuhan pun tahu jikalau aku
Mencintai dirimu tak musnah oleh waktu
Hingga maut datang menjemputku
Ku tetap menunggu kamu di lain waktu

Tuhan pun tahu jikalau aku
Mencintai dirimu tak musnah oleh waktu
Hingga maut datang menjemputku
Ku tetap menunggu kamu di lain waktu

(Tuhan pun tahu) Tuhan pun tahu (jikalau aku) jikalau aku
(mencintai dirimu) mencintaimu (tak musnah oleh waktu) tak musnah oleh waktu
(hingga maut) hingga maut (datang menjemputku) menjemputku
(ku tetap menunggu kamu di lain waktu) di lain waktu

Saturday, December 28, 2013

Petikan Kata

Dan saya adalah serigala yang gelisah. Yang ingin mengembara di hutan-hutan yang jauh, tetapi juga merasa usia menahan kita setiap hari. Sebuah dunia yang lain, dunia yang manis dan tak serius - Soe Hok Gie, Sabtu 5 July 1969, Catatan Seorang Demonstran

Friday, December 27, 2013

Sakti Diri Mati

Tak berdarah tika dimaki
Boleh hidup terdalam mati
Melompat setinggi mimpi
Terbenam sedalam hari
Halimunan dalam halusinasi
Petah berkata tak kering gusi
Siapalah aku ini?

Akulah raja sakti diri
Dalam dunia yang kurang memberi
Bila hidup tapi takut mati
Hiasan dunia masih tidak mencukupi
Walau berjuta telah memberi

Akulah raja sakti diri
Yang lupa pada janji sendiri
Menyapa dengan kuku besi
Hati kau tidak aku peduli
Aku tak mahu mati lagi
Ini aku punya sakti
Aku tak akan mati
Walau nyawa di halkum kini
Aku tak akan mati
Aku tak akan mati
Aku tak akan mati
Aku tak mahu mati
Aku................kembali kepada rahmatnya kini


Thursday, December 26, 2013

7



Entah mengapa aku tak jemu-jemu mendengar lagu ini. Mungkin liriknya penuh ego lelaki seperti aku. AKULAH RAJAMU.........................

Selamat Malam

Dalam sunyi kelam
Waktu rasa makin rasa suam
Mulut terkunci kemam
Ingin berbicara dengan mu sebelum pejam
Demam ini sudah jenuh tertuam
Ku hanya mampu ucapkan selamat malam

Ku mahu berbicara seribu bintang
Segunung pendam ingin ku bentang
Walau benderang ku suluh terang
Namun ayat ini yang hanya dapat ku karang
Bagi menyejuk hasrat terhenti larang
Bahawa kau kini milik orang
Ku pegang hati agar tidah berang

Selamat malam wahai kamu
Ku kirim doa sejahtera dalam doa ku
Ingin ku lihat kau tersenyum selalu
Kerana itu yang membahagiakan sanubari tuju
Usah dikesali cinta yang berlalu
Jangan putus harap kerna ada yang bakal menunggu
Yang akan menyapu jajak mu ke awan biru
Selamat malam wahai kamu



Wednesday, December 25, 2013

Dia Dan Tanah Tinggi

Bayu sejuk memupuk pipiku
Membawa aku kepada kenangan dia yang sayu
Bila hatinya ditinggal tanpa setuju
Kerana ego yang membatu
Tidak rela menunggu
Membuang usaha dari empat tahun dahulu
Hanya masa yang dia perlu
Fahami hatinya yang berlagu sendu
Baru mahu dirasa manis dunia tentu

Kini dia sendiri
Menburu cinta yang ingin disemi
Patut hujung tahun gembira dinanti
Bertukar menjadi rasa sepi
Ditinggal seorang diri
Mungkin jalannya lebih dari ini
Sesuatu yang indah sedia menanti
Dihujung jalan nanti
Teruskan meneroka ukirkan senyum dihati
Dia pasti disayangi
Oleh seseorang yang lebih mengerti
Jangan patah hati
Ku tahu dia perkasa dalam sunyi
Angkat dirimu kembali
Kini bukan untuk menangisi
Dunia ini sangat indah untuk dikecapi
Bangkitlah wahai dia di tanah tinggi


Waktu Dan Hasrat Bertemu

Menanti itu satu seksa
Walau tiap kudrat aku paksa
Menanti waktu dan hasrat bersemuka
Tertinggal oleh kekangan masa
Tertindih dalam lipatan pendam rasa
Memang manusia mudah lupa
Apabila hasratnya bertaut di menara
Tanpa sedar, ia menariknya kembali ke permulaan semula
Mencari dan terulang luka
Umpama hati tersiat-siat pura
Waktu akan terus berlalu tanpa dusta
Segala prejudis itu bukan dia
Sifat waktu tak pernah setia
Berlalu melaku kerja
Hasrat tak terkapai lemas selama
Bila jiwa gagal mendondon bersama
Dan hidup menjadi huru hara
Pohon agar selari berdua
Itulah realiti dunia
Sering tidak dapat apa diminta

Sunday, December 22, 2013

Bahagia Pasti Menjelma

Usah kau gusar teman
Rancangan Dia tak akan bisa kau tawan
Tiap hidup pasti ada pilihan
Untuk kau berlari mahupun berjalan
Berbaiklah pada tiap taulan
Lihat segala permintaan
Tiap masalah ada punya jalan
Fikir yang baik-baik sahaja bukan sesalan
Nescaya kau akan jumpa dimana selesaian

Dulu kau yang bisikan pada ku wahai teman
Berbaiklah pada tiap insan
Berdoa dan usaha agar mereka temui kesejahteraan
Nescaya Dia akan balas dengan kurnia segala pemberian
Bagi mu untuk berbahagia dihari kemudian
Bahagia pasti menjelma untukmu wahai teman

p/s ditujukan kepada seorang teman yang kini kurang sihat. moga cepat sembuh wahai teman. aku akan sentiasa berda kau temui kebahagiaan........

Ayah

Dari sayu ku dengar kau terbatuk
Menanda dadamu tak selesa
Terdengar dengkuran deras
Menanda kau tenang seketika
Terlentang kau di ranjang sepi
Bila kudratmu tak lagi mampu berfungsi
Mengharap simpati anak isteri
Untuk mamapahmu ke bilik mandi
Hidup mengharap simpati anak isteri

Ayah
Terlentang kua di ranjang sepi
Ku tahu kau tak mempu kembali
Kembali kepada hasrat kami
Ku masih ingati segala memori
Waktu kerap cerita yang sama kau ulangi
Rasa jengkel sering berlegar dihati
Adakalanya malu datang mengaburi
Tapi itu yang paling ku rindui kini
Aku tahu tiap detik kau mencongak hari
Bilakah kau kan dijemput Illahi
Menamat segala sensara yang lama melingkari

Pembeli Masa

Dia hanya membeli masa
Dengan matawang pinjaman semata
Menagih simpati di jalan setia
Ada yang menjual dengan kasihan sahaja
Ada juga yang berurusan kerana terpaksa
Kau sering lari dari realiti masa
Membohongi diri mu, kau kata kau gembira
Walau hati teranyam duka
Dan kesepian mencengkam jiwa
Adakah kau berupaya
Meneruskan selaga kau usaha
Walau kau sudah dapat menjangka
Jalan ini tak akan membawa kau kemana
Kerana kau hanya menangguhkan luka
Luka yang pasti melaratkan tubuh rupa


Saturday, December 21, 2013

Let Her Go



Well you only need the light when it's burning low
Only miss the sun when it starts to snow
Only know you love her when you let her go

Only know you've been high when you're feeling low
Only hate the road when you’re missin' home
Only know you love her when you let her go
And you let her go

Staring at the bottom of your glass
Hoping one day you'll make a dream last
But dreams come slow and they go so fast

You see her when you close your eyes
Maybe one day you'll understand why
Everything you touch surely dies

But you only need the light when it's burning low
Only miss the sun when it starts to snow
Only know you love her when you let her go

Only know you've been high when you're feeling low
Only hate the road when you're missin' home
Only know you love her when you let her go

Staring at the ceiling in the dark
Same old empty feeling in your heart
'Cause love comes slow and it goes so fast

Well you see her when you fall asleep
But never to touch and never to keep
'Cause you loved her too much
And you dived too deep

Well you only need the light when it's burning low
Only miss the sun when it starts to snow
Only know you love her when you let her go

Only know you've been high when you're feeling low
Only hate the road when you're missin' home
Only know you love her when you let her go

And you let her go (oh, oh, ooh, oh no)
And you let her go (oh, oh, ooh, oh no)
Will you let her go?

'Cause you only need the light when it's burning low
Only miss the sun when it starts to snow
Only know you love her when you let her go

Only know you've been high when you're feeling low
Only hate the road when you're missin' home
Only know you love her when you let her go

'Cause you only need the light when it's burning low
Only miss the sun when it starts to snow
Only know you love her when you let her go

Only know you've been high when you're feeling low
Only hate the road when you're missin' home
Only know you love her when you let her go

And you let her go

Message From Your Heart

Monolog Untuk Aylle

Cuba kau dengar sini
Jangan kau hendak menipu diri sendiri
Kau rasa apa yang aku rasa kini
Jangan kau nafi
Jangan kau seksa diri
Aku juga turut merana nanti
Cinta aku cinta mati
Tak akan aku berubah hati
Walau berjuta seteru menanti

Cuba kau mari kemari
Aku mahu kucup mu berkali kali
Haha jangan takut aku tak akan berahi
Mahu ku tak akan bertukar laku menjadi
Aku memang suka berimiginasi
Letak mu dalam cerita fantasi
Hey kau mungkin fikir biru otakku barang kali
Aku tak akan apa-apa kau wahai sang puteri

Jangan lah....jangan lah lari
Aku hanya mahu kau berterus terang kali ini
Aku akan pergi jika itu kau ingini
Dan aka berlari datang jika kau ingin kembali
Kan ku lakukan segala afar kau puas hati
Kerana kau adalah ratu sanubari

Thursday, December 19, 2013

Haram

Jangan sesuka hati menjatuh hukum
Kalau ilmu mu hanya sebesar halkum
Dasar manusia yang suka melihat orang bertarung
Dari melihat sekelilingnya bergabung
Tulikan telinga
Bisukan mulut
Butakan mata
Haram bukan kau yang tentukan
Sebab kau bukan tuhan
Ini bukan agenda konspirasi
Cuma kau yang berfikiran basi

Jangan Kau Paksa Aku Membenci Mu

Cinta aku ini cinta mati
Terus akan mekar walau tidak diingini
Lagak ,umpama memaksa aku membenci
Dirimu yang ku tahu masih punya hati
Jangan kau paksa aku membenci
Rasa cinta ini lagi besar dari rasa sakit hati
Rasa cinta ini lagi benar dari membenci diri
Aku tak akan pergi
Kerana ku tahu kau masih mencintai

Aku punyai masa sedunia sayang
Menunggumu di dalam pandang
Walau katamu setajam pedang
Takkan ku ambil radang
Kerana hatimu telah lama ku undang
Jangan kau paksa aku membenci mu....sayang

Wednesday, December 18, 2013

Rupa Cinta

Dari kejauhan
Mata jamah wajahnya
Cinta tak lafas

Kata terdiam
Waktu kau lalu terus
Cinta tak lafas

Fikiran buntu
Tika kau tanya aku
Cinta tak lafas

Senyum sejujur
Pada temu pertama
Cinta berputik

Kata terindah
Pada lafaz terawal
Cinta berputik

Hati berbunga
Waktu pulang berjumpa
Cinta berputik

Nilaikan cinta
Teroka tiap inci
Jangan terburu

Zahir mendusta
Menyamar samar hati
Jangan terburu

Pejamkan mata
Gerak hati menilai
Jangan terburu

Angguk setuju
Dua hati bersatu
Cinta dibalas

Ukir senyuman
Hajat dinyata lafaz
Cinta dibalas

Hari terindah
Hati berbunga taman
Cinta dibalas

Apung di awan
Bila kau sudi teman
Hati bersatu

Panas tersejuk
Bila senyum kau pampang
Hati bersatu

Manisnya dunia
Waktu terpelut erat
Hati bersatu

Terdesak cinta
Emosi dalam kata
Berikan masa

Cinta kegelapan
Suluh pancaran kasih
Berikan masa

Benih mencinta
Semai di petak jiwa
Berikan masa

Beri kejora
Kau pulangkan semula
Hati tak sudi

Rintih merindui
Kau diam bisu lagi
Hati tak sudi

Ku beri hati
Ludahmu kau lumurkan
Hati tak sudi

Bergenang mata
Tahan sakitnya jiwa
Kau pergi jua

Melontar kata
Memujuk kau setia
Kau pergi jua

Cinta abadi
Tak menjadi penghalang
Kau pergi jua

Setia ku taruh
Agar kau fikir lagi

Kau pergi jua

Tuesday, December 17, 2013

Dakapan Waktu

Waktu
Izinkan aku putarkan kau kembali
Pada waktu ku ambil keputusan tuli
Untuk pulang awal setelah lebaran berakhir
Supaya dia tidak menegur aku
Supaya aku tak jenguk melulu
Lalu membibitkan rasa kasihan
Menekan rasa cinta yang kecil
Hingga aku tak dapat lari darinya

Waktu
Izinkan aku membeku mu
Takkala aku berdua dengan di gedung bawah tanah
Kau ketawa dengar lawak bodoh aku
Tersenyum menampakkan lesung pipitmu
Bekukan tika itu wahai waktu
Ku mahu tatap wajah berlesung pipit itu
Takkala kau senyum beralas sipu-sipu

Waktu
Izinkan aku pantaskan mu kedepan
Sehingga aku terlantar bernyawa ikan
Aku tak rela hidup kalau cintamu tiada balasan
Aku redha dah harapan yang terbaik  untuk berpesan

Waktu
Aku kini kerap kau dakap
Melemahkan jarum-jarum faktab
Menunggu aku meniti masa sesuai
Akan aku buatkan kau terbuai


Sunyi

Bila tubuh tak lagi terisi
Ku rasa sunyi
Semuanya sudah pergi
Sumuanya hanya tahu maki
Dari seremeh-remeh isi
Ke sebesar-besar hajati
Sejuk jari jemari
Beku sudah ombak berfungsi

Sunyi ini mendamaikan
Namun memamah aku perlahan-lahan
Membuat aku makin terperasan
Aku mahu dia bersamaku berperasaan
Menjalin hidup bersulam haluan

Sunyi ini takkan pergi
Selagi jiwa ini tak terisi
Pergi dapatkan dia nanti
Jangan tunggu sampai tak terkembali
Kalau dia pemecah sunyi
Berikan dia sebuah tukul realiti


Monday, December 16, 2013

Catatan Seorang Demonstran - Gie


Semalam merupakan hari dimana aku berjaya mengakhiri pencarian buku yang boleh aku anggap sebagai kuda unicorn aku. Ternyata jengukan aku ke  acaraArt For Grabs @ Annexe CM membawa hasil.. Buku ini telah lama kucari sejak menonton filem Gie arahan Riri Reza pada tahun 2004 (aku rasa). Pencarian itu terhenti dan aku seolah putus asa setelah jengukan di kedai-kedai buku dan pesanan kepada rakan-rakan yang berkunjung ke Indonesia gagal membuahkan hasil.
Namun semalam, mataku seolah bersinar setelah ternampak dua naskah buku ini. Dengan RM25 akhirnya aku berjaya memilikinya. Walaupun kualiti bukunya agak lusuh namun aku rasa tidak isinya
Jadi hari ni 16 December 2013, aku mula membacanya dan aku dapati ada sesuatu yang amat-amat membuat aku teruja. Soe Hok Gie meninggal dunia pada 16 December 1969. Hari ini merupakan ulangtahun kematiannya yang ke 44. Suratan atau kebetulan.

Sunday, December 15, 2013

Penyajak Tua

Kisah dalam khalayak
Terlalu banyak sisipan terkuak
Si tua masih lagi bersajak
Tentang cinta, tentang hati yang teragak
Perihal hati merah jambu yang berlagak
Bercerita hal si jelita dan sang kacak
Gelora gejolak yang berkocak kocak

Berkata serong dalam khalayak
Sudah tua masih lagi mahu bersajak
Tentang muda mudi yang hidup segak
Lebih baik kau sajak tentang kematian yang kan datang untukmu kelak
Mahu tulis pun agak-agak
Kau tu dah tua bapak
Tiada wangi hanya hapak
Dalam baju berkotak
Tiada yang terkini "siak"

Lantas sabda si tua penyajak
Pada celupar khalayak
Aku menulis apa yang aku hendak
Menafsir apa yang aku nampak
Tak perlu kau dengar kalau terasa sesak
Mati pun bakal jemput kau wahai anak
Tak kira muda atau tua bapak
Mati itu pasti tak perlu aku menempelak
Penuhi hidup dengan tawa dan gelak
Jangan asyik meracau seperti orang tak boleh berak
Ahak ahak

Aku Telah Mati

Aku telah mati
Saat kau melangkah pergi
Tiada guna lagi mentari
Gelap ini yang aku cari
Buat aku terus bersembunyi
Hingga menanti saat akhir nanti
Waktu kehidupan datang menuntut janji
Masaku telah sampai kini

Aku telah mati
Tanpamu disisi
Tak mampu aku pujuk kembali
Bila kau telah bulatkan hati
Ini yang kau hajati
Aku sudah tiada lagi
Dalam hatimu telah ada pengganti
Kau biarkan aku disini
Merengkok di sudut sepi
Menunggu kehidupan datang menuntut janji
Nafas ku hanya sampai takat ini
Aku telah mati
Mati dari cintamu dihati


Saturday, December 14, 2013

Sang Halimun Mahu Berbicara

Makhluk hina
Kali ini cuba berbicara
Tak siapa peduli belaka
Kau harus tahu kau siapa
Melukut merata-rata
Harus kau diam sahaja
Butir bicara kau tiada siapa peka
Jasad tak terlegap ini kan pula hujah mengata
Biar diam durjana
Kau pendam sahaja segala rasa
Kau harus tahu kau siapa
Sang halimun makhluk hina

Kali ini dia degil keras segala
Dirampas pembesar suara
Aku mahu berkata kata
Kalau kau tak mahu dengar itu kau punya suka
Aku masih wujud masih bernyawa
Masih lagi bermaruah dan berperasaan rasa
Kau boleh terus diam beribu hala
Padaku masih lagi ada syurga
Inilah benar inilah fakta
Kalau salah pada ku ku pohom maaf berjuta

Dan pada mereka yang hanya pandai lontarkan kata
Jangan kau lagak umpama kau tahu semua
Aku tak pohon simpati semata
Tak juga ku pohon fahami segala
Biarkan aku lalui jalan yang aku suka
Tak mahu sokong diamkan sahaja
Lagi kau terus mengata
Tak apa itu adalah cerminan kau sebenarnya
Aku Sang Halimun mahu berbicara

Kawan



Aku memang tak reti
Tunjuk engkau menari
Tapi engkau tak usah henti
Pandai tak kan datang berlari
Mimpi aku tak semua indah
Rakan semangat janganlah pudar
Hidup memang banyak kerenah
Cerewet hidup akan susah
Janganlah berundur
Ini bukanlah masanya
Tak kuasa aku
Menghadapi ini semuanya
Sendirian begini
Tak mampu berdiri tinggi
Tanpa mu disisi
Wahai kawan

Satu lagi nak pesan
Busuk hati janganlah simpan
Nasihat untuk rakan dan taulan
Simpan semua jadi panduan
Sudah 24 tahun
Ilmu didada aku susun
Kalau berkat tak datang turun
Sampah sarap datang berduyun

Terhenti Di Sini



Sedangku membaca wajahmu
Senyumanmu menggambarkan sesuatu
Jika kau fahami isi hatiku
Ku tak ingin waktu henti tanpamu
Dirimu menyalahkan sebuah erti
Tapi diriku masih terhenti di sini
Dan jalanku masih belum dapat ku pasti
Namun diriku masih terhenti di sini

Andai kau dapat memahami
Bahawa ku menangung semua ini
Bukan niatku ingin kau pergi
kerna ku masih terhenti di sini
Dirimu menyalahkan sebuah erti
Tapi diriku masih terhenti di sini
Dan jalanku masih belum dapat ku pasti
Namun diriku masih terhenti di sini
Tiada daya untuk ku lakukannya
Kau tiba, di waktu ku masih punyai cinta
Tiada daya untuk ku lakukannya
Kau tiba, di waktu ku masih punyai cinta
Dirimu menyalahkan sebuah erti
Tapi diriku masih terhenti di sini
Dan jalanku masih belum dapat ku pasti
Namun diriku masih terhenti di sini
Tiada daya untuk ku lakukannya
Kau tiba, di waktu ku masih punyai cinta
Tiada daya untuk ku lakukannya
Kau tiba, di waktu ku masih punyai cinta


Mata

Dalam lima deria
Mata yang sering diguna bagai raja
Walaupun ia mumpu menjadi dusta
Tak dipeduli tak diambil kira
Dari mata turun ke hati katanya
Segala tampak harus dicerna
Walau pahit walau kelihatan durjana
Kerana mata boleh tersasar duga
Gunakan semua deria yang lima
Maka kau akan jumpa dia yang paling indah rupa

Bila Tangan Tidak Lagi Tercapai

Ini yang aku rasa kini
Bila aku sedar wujudnya satu bentuk hati lagi
Punya rasa yang sama
Punya cita yang rasa
Namun hanya terjamah diulit mata
Umpama hidup dalam kotak kaca
Mata terlepas semata
Diri terkurung durja
Lalu berdiri kau di depan mata
Cukup sempurna
Rasa apa yang aku duga
Tapi tangan ini tidak lagi tercapai
Pipi mulusmu aku ingin belai
Selak hati mu sehelai demi sehelai
Sehingga sekitar lain aku lalai
Tapi apakan daya bila tubuh dirantai
Hanya mampu ku mimpi impian terbuai
Sebelum kau berlalu dengan langkah longlai

Ku pekik hingga perit
Wahai kamu... lihatlah diriku
Aku tetap seperti dulu
Yang dulu kau ingin tahu
Yang dulu kau tuliskan tiap ciri bernahu
Wahai kamu...pandanglah aku
Aku tahu aku tak akan memilikimu
Aku akur dan menahu
Tapi jangan terus pergi tinggalkan ku
Aku masih perlu kamu
Untuk mengisi bahagian hati yang perlu
Kau lah inspirasiku
Jagan biarkan aku mati seperti dahulu

Friday, December 13, 2013

Masih



Masih ku tak berdaya
melupakan mu
dihatiku berkata
apakah sebenarnya cinta
di hati ini
hanya mainan semata

Namun kau tak mengerti
apa sebenarnya yang telah terjadi
di diri ini

Kau yang masih di hati
tidak terdaya untuk mengundur diri
dari mu

Setelah engkau pergi
tiada apa yang ada di diri ini
kuharapkan kau berubah hati
semoga kau akan kembali di diri ini


Sama Rupa

Kita semua sama sahaja
Jaganlah fikir kalian lebih suci dari semua
Kalau hanya menanam benci pada yang berbeza
Kalain rintik dan semua borek
Bila kesalahana asyik mahu dikorek
Semua mahu diguna terkedek kedek
Menjilat dubur mahu dibodek

Kita semua serupa hati rupa
Yang beza cuma pandangan mata
Melihat yang penuh atau kosong dalam beza
Buruk atau berwajah cantik lawa
Jangan disoal apa yang beda
Peluk dakaplah apa yang nampak sama
Nescaya yang beda kan bertukar serupa
Penamat yang ada dikongsi saja
Kerana kita adalah hambaNya


Aku Takut

Takut aku untuk lontarkan bicara
Kerna aku takut kau terkhilaf duga
Dan tak mampu aku berdiam lupa
Kerna ia memakan tiap cinta dan rasa
Meninggalkan aku tidak memiliki apa

Aku takut.....ya aku takut
Tapi tak bererti aku pengecut
Aku sedar diri ini bukan senang untuk diikut
Memilih dalam mendengar
Emosi tika hingar
Tak berniat untuk kurang ajar
Aku hanya mahu kau dan aku sejajar
Melalui kisah yang terus malar

Dalam ku kian mereput lebur
Bila ku lihat kau makin kabur
Bukan janji kosong ingin ku tabur
Tiap kata ini sudah tidak terhambur
Hanya termampu ucapan pagi dan malam
Kerana aku tak mahu semua ini menjadi kelam
Dan aku akan terus tenggelam
Hingga etrputus hubung dengan alam
Aku takut....ya aku takut
Biarlah aku terus jelek pada mu
Asalkan di hati ku...dalam memori ku
Aku lah kekasih yang selama ini kau tunggu


Wednesday, December 11, 2013

Ku Tak Mahu Kehilangan Mu

Tiap detik yang terpaksa ku lalui
Terasa janggal bila kau tiada disisi
Disapa dan terus menyepi
Adakah aku yang tidak mengerti
Atau kurang mengetahui
Apa rasa yang ingin kau sembunyi
Apakah yang kini bersulam di dalam hati
Ku tak mahu kehilangan mu lagi
Rasa ini kurasa telah mendalam pergi
Dan akan kekal terpateri
Ku tahu rasa ini tak sama kamu rasai
Tapi aku tak peduli
Selama kau sudi disisi
Walau hanya di atas angin fantasi
Sudah cukup bagi ku ini
Ku tak mahu kehilangan mu lagi
Biar lidah ini menyepi
Agar kau masih tidak pergi
Sapalah aku dengan hati
Engkau yang cantik meredup tari

Kau Tahu?

Kau Tahu?
Sebenarnya aku sudah lama suka padamu
Dari dulu, ketika kau sering asyik mahu cubit aku
Waktu kau asyik cemburu ketika bersama bunga wangi berwarna ungu
Walau diam tapi aku rasa ada sesuatu
Kau tetap bersamaku waktu aku huraikan apa yang palsu
Palsu tentang diriku yang sudah lama aku biar beku
Bukannya aku mahu dusta menipu
Tapi aku tak sangka dari suka-suka jadi suka padamu

Kau Tahu?
Tiap detik aku menunggu pesan mu yang tersipu
Dan aku akan tertawa kecil merapu-rapu
Aku mahu pelawa kau minum kopi dengan ku
Tapi aku tahu susah kau mahu mengais masa sebegitu
Lalu aku biarkan ia berlalu
Tapi kadang-kadang si hijau cemburu datang bertamu
Bila kau kata kau luang masa bersama teman mu
Aku tahu dimana aku diam kini dan selalu
Tak perlulah aku cemburu
Tapi patut gembira kerana kau dapat luang masa bersantai maju
Aku hanya sekali lalu
Yang tak akan aku lupa sampai maut datang bertemu

Kau Tahu?
Aku sentiasa ingat pada mu
Tiap lunak suara
Tiap senyum ceria
Walau ketika kau seperti marah mencuka
Bagi ku kau laksana padanan sempurna
Tapi semua ini tiada makna
Kalau hati sudah tak suka

Kau Tahu?
Mungkin kau tak akan tahu
Aku suka padamu
Walau aku tahu ini mustahil berlaku
Tapi harapan akan terus jadikan aku manusia melaku
Melakukan benda bodoh yang aku sendiri pun tak menahu
Kau sedar tak apa yang berlaku?
Berilah aku peluang satu
Akan ku buktikan satu persatu
Bahawa dia sudah tiada, yang tinggal hanya kamu


Tuesday, December 10, 2013

Gaun Putih Mellya

Loceng berbunyi begitu tak henti -henti
Mellya termenung mengelamun sendiri
Gaun putihnya masih kemas di dalam almari
Sejuk segala jemari dan kaki
Sebentar nanti Joseph bakal jadi pemilik hati
Walau dia memalit berjuta benci

Alangkah indah loceng itu berganti zanji
Permintaan yang  masih lagi mimpi
Campur baur di dalam hati
Antara keluarga dengan cinta sejati
Mana saru harus dihajati

Lalu dikenakan gaun putih sekarang
Di tarik sendat di bahagian pinggang
Jangan tercarik ditarik benang
Walau gaun putih cantik kepalang
Namun dia idam songket kebaya panjang

Berarak masuk ke dewan keramat
Di lihat Joseph  menanti dihujung cermat
Suara koir berkumandang meliuk amat
Namun dia mahu diganti kompang dan  silat\
Langkahnya makin hampir makin dekat
Senyumnya makin kelat
Cinta pada Joseph tak pernah pekat
Pada hati lain Mellya melekat
Diam jauh tidaklah dekat
Namun cintanya asyik tak sempat

Kini tinggal acara melafaz
Mellya idam dewan ini menjadi rumahNya
Dikotak hatinya bermain rasa
Satu mengganti yang tiga
Tiada yang harus disembah melainkanNya
Dan Muhammad itu persuruhNya


Monday, December 9, 2013

Aku Mahu Jadi Salleh Ben Joned

Katanya tajam menusuk hati
Tapi itulah dia realiti
Memecah angan-angan mimpi
Membawa ku semula ke bumi
Setelah lama diam di mustari
Memburu bayang cinta yang jauh dari kenali
Hingga lupa cinta disini

Wahai Encik Salleh yang aku kagumi
Tulisan mu tak selalunya berbunga wangi
Namun sarat dengan pengajaran menjadi\
Menulis sering di dalam dua versi
Bukan terjemah tapi beza tafsiran sendiri
Mengkritik bangsa kini
Yang sering terbuai dalam tembolok duniawi
Usaha malas tapi senang dinanti
Menjadi bangsa kosong berbangga diri

Aku mahu menjadi seperti Encik Salleh
Melihat dunia atas bawah bersilih
Harap kudis sosial akan sembuh dan pulih
Dari merebak mengambil alih
Hatinya  sememangnya untuk dipilh
Menjadi ikutan dan ikatan bersih
Bangsa mu yang kini hidup dalam berdalih

Sunday, December 8, 2013

MANA MUNGKIN

Inspektor Remos

Noktah Bicara

Termenung
Berat betul bebanan....tak tertanggung
Sarat betul tekanan...tak terapung
Tiba-tiba dunia ku sepi tanpa bicara
Dari engkau dia dan semua
Aku ingin melupa
Cabutkan segala memori duka
Tetapi adakah memori suka
Ya memori kau duduk di depan mata
Malu tika mataku menjamah tubuh mu
Menjamah tiap inci wajahmu
Membuat kau tersipu malu
Melihatkau berjalan di depanku
Bila taman sejam bertemu
Kau kata aku lucu
Dan itu sahaja ingatku
Lalu duka datang bertamu
Menamat sinar mentari ku
Cuba ku selak hatimu
Namun bukan itu pakar ku
Adakah aku perlu kamu
Itu aku tidak akan tahu
Kerana bicara ini ternoktah jemu


Nelson Mandela Biography: Life and Accomplishments of a South African Le...

Terima Kasih Wahai Madiba

5 Disember terpahat sebagai tarikh gelap bagi seluruh dunia. Nelson Rolihlahla Mandela telah meninggal dunia pada usia 95 tahun. Kesihatan bekas president Afrika Selatan ( 10 May 1994 - 14 June 1999) dan pejuang anti Apartheid ini sememangnya  sudah berbulan di tahap kritikal maka pada Jumaat lepas dia dipanggil oleh Sang Pencipta.
Aku amat kagumi dia lebih-lebih selepas menonton Invictus lakonan Morgan Freeman dan Matt Damon. Filem yang berlatar belakang belakangkan Piala Dunia Ragbi 1995 yang memaparkan hubungan Mandela dan ketua pasukan Springboks ketika itu yakni Francois Pienaar. Apa yang membuat aku kagum ialah di mana sifat pemaaf Mandela kepada regim Apartheid yang dianggotai oleh golongan Afrikaneer. Beliau membawa golongan kulit hitam untuk bekerjasama dengan kakitangan president yang sedia ada yang rata-rata berkulit putih.Pada ketika golongan Afrikaneer ini beranggapan bahawa mereka pula yang akan di tindas tapi apa yang dilakukan oleh Mandela adalah sebaliknya. Malah Mandela menjadikan Springboks yang begitu di keji oleh golongan kulit hitam menjadi alat untuk penyatuan Afrika Selatan
Mewujudkan "Truth and Reconciliation Commission" merupakan usaha beliau ketika menjadi President utuk menyiapakn Afrika Selatan untuk melalui transisi dari Apartheid ke Demokrasi. Di dalam suruhanjaya itu pengampunan akan diberikan kepada pemerintahan terdahulu sekiranya mereka mengakui segala kesalahan mereka ketika memerintah. Walaupun mendapat tentangan daripada sesetengah pihak, Mandela teruskan suruhanjaya ini kerana beliau berfikiran kemaafan adalah cara untuk menuju depan.
Ada banyak lagi sumbangan beliau yang mungkin aku tak dapat nyatakan disini. Rasanya aku perlu baca biografi beliau. Beliau ditahan selama 27 tahun di Pulau Robben and apabila dibebaskan dan dilantik ke tampuk kepimpinan tertinggi negara, sedikit pun tak menunjukkan sifat dendam. Tak seperti sesetenganh pemimpin yang kita tahu. Terima kasih wahai Mr Mandela, yang menunjukkan masih ada sinar untuk kemanusiaan. Hope you rest in peace Madiba



 "We, the people of South Africa, declare for all our country and the world to know:
That South Africa belongs to all who live in it, black and white, and that no government can justly claim authority unless it is based on the will of the people."
— Opening words of the Freedom Charter-
  

Enjoy Your Stay

Kini Berakhir

Dulu dia menyapa ceria
Membuat hatiku berbunga-bunga
Indah umpama pelangi dua
Pabila malam terhias bintang berjuta
Ingin ku kembali di masa itu
Takkala tutur kata jujur tersipu
Gurau senda menggila laku
Yang kini bertukar lagak ilmu
Segalanya tak termampu dikais waktu
Senda dianggap lagu melaku
Laksana orang tua bujang tak mampu

Kadang kala terfikir juga aku
Kenapa perlu terhujah pada pesan abjad
Sering mengundang curiga tersalah tafsir
Aku tetap orang yang sama
Cuma dia yang berubah ntah hendak jadi apa tak tahu
Rindu tak dibalas
Di sapa asyik hendak culas
Pelawa asyik dengan malas
Biarlah kata ini tiada alas

Kini biar ia berakhir
Biar ku jelek sampai dia benci
Dari dia mengelak tak mahu berkata
Aku tahu dia tak suka ketiga
Walau jujur telah ku bentang nyata
Yang ku tunggu bentangan dia pula
Berminggu-minggu ceria
Berbulan-bulan bermain rasa
Dan kini aku putus asa
Kini berakhir sahaja
Aku???? Tetap lelaki tak guna





















Saturday, December 7, 2013

Hiatus Bakal Tamat

Dia kembali. Aku akan menurut. Biar telinga lali. Hati akan terus mengarut.

Saturday, November 30, 2013

Kamar Ini

Pulang di hari Jumaat
Biasanya meriah
Dimana kita selalu menyusur gedung-gedung nan meriah
Mencari yang disuka mahal dan murah
Kini
Sejurus pintu dibuka
Terpampang segala suka duka
Waktu kita masih lagi bersama
Tertawa bersama si kecil kita
Sehingga munculnya dia
Yang membawa kau pergi dari semua
Tinggal aku dan sekecil kita
Mencongak hidup tanpa kau bersama

Kamar ini masih punya aroma mu
Terbayang kau menyisir rambut mu
Sambil menyuruh si kecil bangun pantas laku
Tetiba kenangan ini makin pudar warna
Lalu hilang entah kemana
Terpampang pula di malam binasa
Waktu ku pulang dari penat kereja
Melihat dia  berbaring di sofa
Dan kau masih di kamar mandi kita
Terhenti dan gelap seketika
Dan mata ku buka
Kau telah tiada
Yang tinggal hanya kamar ini dah lukanya
Yang tetap mengalir darah tanpa lupa

Friday, November 29, 2013

Tertanya

Di sunyi malam ini
Aku sering tertanya sendiri
Apakah yang kau fikirkan sebelum kau beradu mimpi
Nama siapa kau sebut ketika rindu datang menyingahi
Tubuh siapa yang kau ingin rangkul dakap ketika sejuk sunyi
Telinga yang mana kau ingin bisikan segala madah cinta sejati
Di permukaan mana ingin kau kucupkan bibir basah berwarna merah hati
Kemana kau tujukan segala perihal hatimu yang ingin disimpul rapi

Di hujung sunyi malam yang kian melarut ini
Aku terus tertanya sendiri
Adakah aku yang kau nanti
Adakah aku yang selama ini kau cari
Adakah aku yang kau inginkan mengisi tiap ruang hati
Adakah aku hanya menuggu seorang diri
Yang hanya kau beri peduli simpati
Dan menunggu ku bosan sendiri
Dan terus berlalu pergi

Thursday, November 28, 2013

MENGHAPUS JEJAKMU



terus melangkah melupakanmu
lelah hati perhatikan sikapmu
jalan pikiranmu buatku ragu
tak mungkin ini tetap bertahan

perlahan mimpi terasa mengganggu
kucoba untuk terus menjauh
perlahan hatiku terbelenggu
kucoba untuk lanjutkan hidup

engkau bukanlah segalaku
bukan tempat tuk hentikan langkahku
sesudah semua berlalu
biar hujan menghapus jejakmu

terus melangkah melupakanmu
lelah hati perhatikan sikapmu
jalan pikiranmu buatku ragu
tak mungkin ini tetap bertahan

perlahan mimpi terasa mengganggu
kucoba untuk terus menjauh
perlahan hatiku terbelenggu
kucoba untuk lanjutkan hidup

engkau bukanlah segalaku
bukan tempat tuk hentikan langkahku
usai sudah semua berlalu
biar hujan menghapus jejakmu

lepaskan segalanya
lepaskan segalanya

engkau bukanlah segalaku
bukan tempat tuk hentikan langkahku
usai sudah semua berlalu
biar hujan menghapus jejakmu

nanananana
nanananana
nananananaju
nanananana
nanananana
nanananana

Tentang Kau

Kau sering ketawa mendengar kata ku
Ujarmu aku lucu
Sering menghiburkan hatimu
Hingga berat mu naik bulan lalu
Kau serahkan segala hatimu untuk ku
Kan ku jaga tiap waktu
Umpama ia milik ku
Ku ingit mencubit pipi mu yang gebu
Kuning langsat kulitmu menambah ayu
Bila tersenyum menanpakkan baris mutiara putih
Yang melupakan ku pada tiap jerih
Hatimu yang wangi dan bersih
Membuat cinta mu ku tagis

Ku Pejamkan Mata

Waktu rasa kecewa bersulaman pada hati
Ku pejamkan mata...gelita ku perhati
Menyelongkar wajahmu di pertemuan terakhir penuh erti
Senyum mu, tawa mu dan sayangku
Mula terbina kali pertama kau sapa 110 hari yang lalu
Sebelum ku kambus segalanya hari ini
Menghapus segala kenangan yang kau tak ingini
Walau bagi ku ianya kenangan abadi
Membungakan hati
Menguatkan sendi
Kau bisa menjadi segala bagiku
Umpama udara segar Di pagi hari
Namun semuanya terkambus kini
Kerana aku sudah tersembam menyembah bumi
Ku Pejamkan mata lagi
Kau datang.....kau datang mengucup ku dipipi
Ku Pejamkan lagi....kau sudah tiada lagi

Bayu, Kurniaan dan Kamu

Tiga perkara temu
Bayu, kurniaan dan kamu
Sebuah kisah yang tak jemu jemu
Menceritakan tiap kadar-kadar perlu
Cinta manusia tang sentiasa kelu
Bila sulaman itu di gelar nafsu

Bayug
Manja membuai tiap laku
Badik di sembunyi balik naif seru
Memburaikan seluruh isi perut waktu
Terhenti mengejut tanpa ku tahu
Akan selamanya ku rindu
Bayu yang tak sempat aku tahu

Kurniaan
Bersulam 7 tahun kenangan
Merubah menjadi perusuh jalanan
Mencekik mental keberanian
Meludah motivasi kepercayaan
Itulah tugas mu yang utama kurniaan
Merenyuk segala keyakinan
Dihempas setiap rasa keberanian
Untuk kau jadikan hidupku umpama pelarian

Kamu
Menanam inspirasi untuk  hidup dipegang
Halus wajahnya membuatku terbayang
Namun hatinaya tak terjejak berpalang
Tiada alamat memberi ruang
Damba disisi masa terluang
Itulah kamu, insan yang tak dapat ku serang
Hati yang tak dapat aku perang
Makin dilupakan makin benderang
Namun harapan terpaksa ku jerang

Sembang Di Udara

Hari Pertama

Hi
                                                                       Hai
Dah Makan?
                                                                       Belum. U?
Dah. Kat Mane?
                                                                       Rumah, U?
Sunway Pyramid. Jom Minum
                                                                       Mane?
Mane2 lah. Uptown?
                                                                       Sory penat la. Sakit kepala
OK. Good nite
                                                                       Sory. Good nite

Hari Kedua

Salam
                                                                       Wslam
Wat pe?
                                                                       Basuh baju. U?
Baca buku
                                                                       Ok2
Any plan tmrw nite
                                                                      Tak tau lagi
OOOO.Jom kuar minum
                                                                       Esok confirm
OOOOO good nite
                                                                       Nite

Hari Ketiga

Hai. Salam
                                                                       Wsalam
Jom pegi minum
                                                                       Maaf, tak dapat
Why?
                                                                       Org dtg umah
OOOOO. Takpe
                                                                       Maaf.
Takpe,......


                                                                     



                                                                           
                                                                           





Wednesday, November 27, 2013

Untuk Aku Sahaja

Tiada lagi kau , dia, mereka dan kita
Tinggal aku yang ku mahu beraja
Diam diatas singgahsana
Aku sudah letih memikul segala
Kini aku mahu memukul semua
Yang cuma pandai meminta
Tak pernah fikir apa yang aku rasa
Jangan kau fikir kaulah yang paling mulia
Hippokrit binatang hanjing hina semua
Adalah bungkusan pelengkap kau segala
Kalau dulu aku lah yang memuja
Tiap inci dirimu tanpa alpa
Kini jilatlah tapak kakiku wahai pendusta
Aku...hanya aku yang berhak selama
Bukan dirimu yang dulu menjana semua.
Puiiiiiihhhhh!!!!???

Cubit Cubit Cubit

Wahai penjahit mimpi
Bila sayap ajaip ku akan siap?
Aku mahu terbang melintas awan semawan
Menyimpan segenggam utuk ku jadikan kekapas gula yang dia suka
Aku haru terbang ke kejora bintang
Memetiknya untuk kujadikan penghias semat dadamu
Dan akhirnya turun ke bawah bayu
Ku mahu tatap wajahmu yang ayu
Lalu ku cibit cubit pipimu yang putih gebu
Biar terkesan merah, biar kau malu tersipu serah
Berikan senyumanmu ang aku perlu
Sebelum aku kebali pulang ke usulku

Mimpi Gila

Terkabur pandangku dek gentian memutih di udara
Bunyi hingar menusuk ke telinga
Aku berdiri ti tengah persta umah manusia
Riang dalam ramai tapi aku sendiri dalam kecewa
Dan di hujung sana di gigi pantai dia merenung sang suaria melabuh
Ku dapat lihat jelas tudung yang menutu mukamu separuh
Laksana potretmu yang lama tertaruh
Ingin ku melambaimu...tangan ku kaku
Jerit nama mu...kotak suara ku membatu
Lalu ku berlari sekuat kearah mu
Khalayak menongkak arus menolakku\\
Ku cuba lagi untuk tembusinya
Ahhh makin khalayak menongkak arus aku ke sana
Makin lama makin ramai, makin ramai makin lama
Pandangan ku pada dia semakin kabur
Waktu khalayak merenyok ku menyuruk akur
Kulihat kau berdiri umpama bertafakur
Ku cuba laungkan nama dia Peh.......tangan mereka menekup
Tertelan anak tekak terasa cekup
Takkala aku kini terperosok tak bermaya
Ku lihat dirinya berlalu sahaja
Tak memandang arah tuju ke mana
Tak mengendah aku yang terluka
ARGGGGGGGG  KENAPAAAAAAAAA?
Jeritan  mata terpejam menusuk segenap dewan
"Jangan menjerit En Azli. Makan ubat ini. Di hospital  permai ini tak boleh jerit-jerit"
Hospital permai? Ini hospital orang kurang siuman
Sudah gila rupanya aku

Monday, November 25, 2013

Kata Dua Sebuah Ultimatum

Hentakan semalam membangkitkan aku
Dari mimpi yang ku sangka indah tentang diri mu
Ya....kamu. Yang aku kenal dari hari lebaran lalu
Tak ku sangka ruang yang aku pinta dalam hatimu
Rupanya menyesakkan mu dengan fitnah pahit mengkudu
Sesungguhnya aku tidak tahu
Atau enggan ambil tahu
Samaada diri ini diperlu
Atau hanya batu kelikir kecil di bawah alas ranjang tidurmu
Menyucuk tidak sakit cuma tak selesa mengganggu
Jadi ini lah kata dua ku
Akuilah aku kau perlu
Atau aku akan berlalu bersama tulisan ku
Ditulis pada angin dan dihembus laju
Sehingga tersambut oleh tangan yang mahu

Sunday, November 24, 2013

Aku Mahu Seperti Dia Yang Kau Karang

Dalam tulisan mu dia kau sanjung
Membuatku cemburu muncung
Kalaulah dia itu aku yang kau hitung
Hidup kan terasa bebas laksana pepatung
Kan ku cubit pipimu yang berlesung
Dan mengatakan pada mu yang aku tak akan melencung
Mencitai mu sampai ke hujung
Dengan tiap nafas yang ber kunjung

Aku mahu kau karang aku seperti dia
Wujud laksana sang dewata bertahta
Walau aku ini hanyalah hama
Yang hanya menyesak kau di hari kerja
Dan mengejukkanmu di waktu lena
Apa yang terlayak karang untuk aku hanya
Bagaimana aku bukan lelaki yang kau damba

Apa yag aku dapat janji kau sekeping hati yang setia
Menuggu mu walau apa yang tersisa
Karanglah aku umpama dia
Lama-lama aku akan terlarut oleh masa

Dan Bila Esok feat Fauziah Gambus

Bising

Hingar bingar bertingkat-tingkat
Pasang radio pada kereta kuat-kuat
Kononya kau yang "cool" tapi sebenarnya bangsat
Setakat Kancil Daihatsu itu kau sangka kau hebat
Kalau ikutkan hati aku mahu sahaja kepala kau ku rembat
Tak fikir ke hari minggu orang mahu berehat
Jangan marah kalau esok kau tengok kereta kau ade tambahan cat
Atau tayar kau berpusat-pusat
Itu ubatnya orang tak beringat
Buat bising....bising sangat

Hanya Aku



Bersama janji kau sentuh rasa percaya
Hangat dinginmu mengundang rindu kecewa
Hanya aku dihuni sepi rasa kasihmu

[*] Hanya ku yang mencari
Rembulan masih ada
Mungkin seketika
Walau ku bahagia mengejar bayanganmu
Tak mungkin ku beroleh saat indah bersamamu
Hanya aku

Apakah mungkin berulang janji setia
Apa kan kekal ataupun menyambut duka
Dan dirimu di janji Sang Sempurna
Dan kecewa kini dipulih rasa kasihmu

Dihuni rasa rindu
Hanya ku yang mencari
Rembulan masih ada
Mungkin seketika
Walau ku bahagia mengejar bayanganmu
Tak mungkin ku beroleh saat indah bersamamu
Hanya aku

Dingin rasa kasihmu
Bagai bintang bersemi
Rindu janji bicara
Kekal selamanya
Walau sekadar mimpi
Tak pernah ku peduli
Selamanya kan ku pasti merindui dirimu
Hanya aku


Gembira Tak Setara

Semalam aku banyak termenung
Mendengar, memahami apa yang mereka luahkan
Espresi...ya itu lah espresi karya karya mereka
Tak seperti karya aku yang suka sendiri
Selagi tidak diespresi
Samalah ia umpama hanya beronani
Puas sendiri tapi tiada erti pada khalayak kini

Ku katakan aku gembira
Hanya untuk menampal luka
Setelah berkali dinding di tumbuk buku lima
Gembira ini tidak setara
Selagi engkau tiada
Yang melengkap segala sengsara
Mencukup segala derita
Untuk diolah menjadi gembira
Dari aku terus berminta-minta
Dan terus mengejar bayang alpa

Realiti sudah kau lupa
Lihat sahaja sekeliling jingga
Kau menonjol umpama jari luka
Teruskan apa yang kau teruja
Mungkin ini penghabisan nya
Entri aku yang ratus ketiga

Hanya Untuk 10 Minit

Hari jumaat malang
Tepat masa memang aku bilang
Tapi ramai yang juga mahu pulang
Lif sudah takde ruang
Telefon berdering berulang ulang
Sabar....itu yang aku bilang
Kalau kau rasa aku temberang
Itu terpulang

Kau menunggu sudah mencuka
Aku tanya semua tak kena
Hanya sepuluh minit bukan aku sengaja
Ungkit semua cerita lama
Ku berhentikan kereta
Kau ambil sahaja ini semua
Aku boleh susun cerita
Tak perlu berpaut pada harta

Berlalu aku sendiri
Apa lagi yang harus aku hadapi
Sabar hanya takat ini
Bertahun kebaikan di tolak ke tepi
Angkara 10 minit yang kau kata aku mungkiri

Saturday, November 23, 2013

Murung

Siapalah aku
Untuk menghendak mu waktu ku perlu
Siapalah aku
Untuk memuja mu tanpa jemu
Siapalah aku
Untuk merinduimu dalam kau tak tahu
Siapalah aku
Untuk mengasihimu sedalam mahu
Siapalah aku
Untuk mendamba perhatianmu tanpa ragu
Siapalah aku
Untuk ku luah segala isi hati terbuku
Siapalah aku
Untuk ku tatap jernih mata mu yang ayu
Siapalah aku
Untuk meminta seulas senyum indahmu
Siapalah aku
Untuk pinta kau diam laksana rusuk kiriku
Siapalah aku
Untuk ku persembahkan tahta mahligai Tuanku
Siapalah aku
Untuk pinta segala cintamu
Siapalah aku
Hanya insan yang tiada siapa tahu
........tiada siapa mahu
Dan sepi itu teman yang baru

Puisi AADC

 Aku lari ke hutan, kemudian menyanyiku
 Aku lari ke pantai, kemudian teriakku
 Sepi... Sepi dan sendiri aku benci.
 Aku ingin bingar. Aku mau di pasar.

 Bosan aku dengan penat,
 dan enyah saja kau, pekat!

 Seperti berjelaga jika aku sendiri
 Pecahkan saja gelasnya biar ramai
 Biar mengaduh sampai gaduh

 Ahh.. ada malaikat menyulam jaring laba-laba belang
 di tembok keraton putih
 Kenapa tak goyangkan saja loncengnya?
 Biar terderah,
 atau... aku harus lari ke hutan belok ke pantai?

Karya Aku
Ini titik ia bermula
Waktu degup jantug ku deras untuknya
Tak terluah perasaan ketika itu
Yang membawa aku berkata-kata denganya hinga lewat pagi
Tika dia sering ucap mahu mencubit kerana geram padaku
Dan menceritakan tentang dirinya segala
Tanpa aku harus bertanya
Walau kini terlenanya makin kerap
Walau ku  rasa aneh kerana dia bicara tentang malam-malam sukar
Semua kini berubah
Bila aku datang bersih suci
Ternyata palsu ku lebih menguja dirinya
Dari aku yang sebenar
Dan ini karya aku
Yang ku tulis bukan di atas palsu
Jujur tulus dari hati
Untuk dirinya
Yang pernah membuat jantungku berdegup deras
Perut tergeletek kupu-kupu
Yang telah membuat si pemalu ini luahkan isi hati
Tapi hanya untuk terpantul di dinding sepi
Inilah karya aku
Untuk kamu

Cinta



Langkah ku makin panjang
Menuju arah itu
Aku pasti di sana kau menunggu
Biarpun lelah jiwaku
Ternampak oleh mu
Aku pasti kau lebih tahu
Ku merenung dan merindu
Jelas untukmu kasih
Hanya untukmu
Yakin aku hampiri dirimu yang semakin jauh
Yakin kamu menanti diriku yang sering keliru
Kan ku tuju,kan ku tuju,dan di situ
Halalkanlah aku
Resah yang makin hilang
Ditinggalkan jejak ku
Aku pasti mahumu begitu
Biar terkadang waktu
Bertatih mencarimu
Aku pasti kaulah yang satu
Kau merenung dan merindu
Jelas untukku kasih
Hanya untukku
Yakin aku hampiri dirimu yang semakin jauh
Yakin kamu menanti diriku yang sering keliru
Kan ku tuju,kan ku tuju,dan di situ
Halalkanlah aku

Puisi

Ku coretkan puisi-puisi ini
Agar dia tahu segala isi hati
Kerana aku kelu untuk luahkan sendiri
Rasa sedihku, rasa syukurku, rasa amanku, rasa maluku melingkar hati
Dia yang mencetus segala ilham bersemi
Dia yang manis dimataku tiada terperi
Membuatku mahu terus hidup memperbaiki
Agar esok lebi baik dari hari kini

Mungkin dia tak mengetahui
Betapa dia ku sanjungi
Telah ku siapkan daerah di dalam hati
Untuk dia diami kalau dia sudi
Itulah aku yang sering mendakap mimpi
Tanpa berkukuh dalam realiti
Yang kau takkan mentahta and mendiami
Walau ku rasa amat serasi
Tapi dasarnya tak perdah dipeduli
Tertimbus oleh masa -masa ketat sekali

Kini ku rasa betapa ketatnya hidup ini
Tiada yang seindah pelangi
Tiada tempat untuk idealis sebegini
Bila hidup umpana tebaran umpan mengaburi
Aku tetap begini
Walau bah besar datang membanjiri
Aku tetap bersama puisi- puisi ini
Yang mengigatkan ku akan dia kini
Hati yang tak terpeluang untuk aku cintai

Inderaloka Versi Britts?????

Violet Hill Versi Melayu

Sepi

Membuka bongkah - bongkah masa
Tiap susuk dibiar aku kecewa tanpadan datang dan pergi
Ramai yang bertindak mahu pergi
Tinggal hanya yang memilih untuk makin sepi
Makin sepi lalu mati
Pada yang telah mengisi
Walau separuh takat nadi
Sebelum pergi membawa diri
Aku masih disini
Membiasa laku dan keruan komplikasi
Tak terluah untuk di fahami
Kerana aku takut terluka lagi
Parut kecewa masih sembuh menanti

Kenapa dibiarkan aku kecewa dengan tanda tanya?
Aku lagi sanggup mati terjawab segala
Agar hati ku dapat menutup mata
Pada denyutan terakhirnya

Sepi aku benci
Sepi itu tak pasti
Sepi itu ku rasa kini
Sepi itu berulang kali
Sepi itu tak berganjak kaki
Sepi iru temanku kini
Teman yang setia menanti


Hanyut

Tiga tahun dulu ku kumpulkan gambar kamu dan dia
Ku kumpulkan bersama lagu hanyut
Meluah rasa cinta ku pada mu
Hanya kamu tiada yang kedua
Hari ini aku yang terhanyut
Menerima tempelak mu yang meragut ego ku
Membuat ku sedar
Walau betapa kebaikan yang aku tabur
Betapa banyak sayang yang ku tabur
Pada mu hanya benci-benci yang berterabur

Saat kau tak terdaya... aku berkorban apa sahaja
Masa siang malam ku
Rasa cinta dan sayang ku
Waktu tunggu dan sabar ku
Tapi kini hatiku umpama tak terterima laku
Di layan sebegitu
Laksana sarap yang berkutu

Aku kini terasa hanyut
Gagal menggenggam tebing utntuk bergayut
Takala masa semakin lanjut
Kau lemaskan aku sehingga melalut
Namun kini aku sudah penat berlutut
Kerana kau tidak lagi memberiku apa yang patut

Friday, November 22, 2013

Kambus

Bunga mawar merah mekar menguntum
Merah basah umpama bibirmu
Kambus saja. agar tiada siapa yang tahu

Pelangi indah memercik warna selepas hujan
Suasana indah selepas berlam suram
Kambus saja. agar tiada siapa yang tahu

Kerdipan berjuta bintang kejora
Perhiasan langit luas terbentang
Kambus saja. agar tiada siapa yang tahu

Pemandangan luas hijau berbukit bukau
Kicauan burung menyeri suasana
Kambus saja. agar tiada siapa yang tahu

Tenang mengalir air di kali
Berterbangan sang sibur ke sana kemari
Kambus saja. agar tiada siapa yang tahu

Hangat indah sinaran mentari pagi
Hidu bauan rumput baru dipotong
Kambus saja. agar tiada siapa yang tahu

Saat-saat indah pabila ku rasa kau amat dekat
Mendatangkan kupu-kupu berterbangan di dalam perut
Terpaksa ku kambus, aku tak mahu kecewa rakur



AKU BUKAN PILIHAN

Untuk Dia...Hanya Dia

Kembalilah kesini
Jangan hilang sebegini lagi
Bukan untuk aku tapi untuk dia yang kita kasihi
Yang masih kurang mengerti tentang itu ini
Kan ku terima segala buruk diri
Walau ia akan membawa ku ke neraka nanti
Untuk dia berbahagia disini...aku tak peduli

Lakukanlah bukan untuk aku
Tapi untuk dia yang memerlu
Jangan dihukum dia untuk setiap salahku
Ya memeang benar aku mengaku
Sanggup ku telan segala ego berlingkar kalbu
Biar kalah untuk memenangkan hati sejuk mu
Aku rela aku tak pernah ragu

Kembalilah ke teratak burukku
Yang dulu kau puji mahligai merdu
Ku kan diam tak menegur perlu
Dia pasti takkan memaafkan ku tanpa jemu
Untuk dia, hanya dia. Aku sanggup, aku laku

Thursday, November 21, 2013

Tercerai Tak Tercantum Lagi

Kuasa ada pada ketua
Mahu jatuhkan 1,2 atau 3
Biar tergoncang langit syurga
Kerana ia jalan terakhir cerita
Agar tidak tertambah dosa
Supaya tak gugurnya pahala
Mencinpta lencongan dari syurga ke neraka

Sebelum dijatuhkkan fikirlah dengan bijaksana
Jangan ikutkan hati yang marah ketika
Agar tak menyesal di hari muka
Ingatlah nasib si kecil manja
Bagaimana dia boleh berterima
Dia masih tidak tahu apa -apa

Jangan pula cabar meminta
Jangan dibakar api yang sedang marak menyala
Tak perlu diucap berniat segala
Cukup lafaz menanti kata
Maka terharamlah yang halal
Mungkin kau terasa pisah berdua
Lagi enak dari bersatu satu semata
Tapi itu hanya fikiran mu sahaja

Lubang Hitam

Ruang angkasa terbentang di minda
Aku sang penjelajah utama
Mencari hentian di situ si sana
Tak terjangkau luas semesta
Untuk mencari yang paling bersinar diantara kejora
Bagi hiasan hati yang merana

Nun di sana
Kulihat kejora mu bersinar nyata
Namun berlingkar lubang hitam durjana
Lubang hitam yang penuh dengan curiga
Tiap kali aku menghampirinya
Di tarik ku bagai menggila
Curiga yang bisa buat aku kecewa
Dan lupa segala yang indah tentang kejora
Aku tak sanggup, aku tak rela
Aku mahu yang indah-indah sahaja tentang dia

Lubang hitam durjana
Menghalang aku merapati kejora
Biar sahaja ku memuja mu tanpa kata
Kerana aku belum bersedia
Melawan kecewa menangkis curiga
Aku lemah...aku alpa

Wednesday, November 20, 2013

Aku Dan Kamu

Aku mahu kamu mahu aku
Aku hilang bila kamu hilang dariku
Aku benci bila kamu benci padaku
Aku suka  kamu suka padaku
Aku perlu kamu perlukan aku
Aku gembira bila kau gembira dengan ku
Aku rayu kau merayu pada ku